Kamis, 27 Juni 2013

GOWES TO YOGYA

SABTU, 15 Juni 2013

Pagi itu.... setelah loading dari rumah ke selatan waduk Sempor Gombong ..
Mulai gowes, start dari timur pasar Gombong, sekitar pukul  5.45 WIB. Perjalanan gowes menuju Yogya dimulai dengan menghidupkan cyclometer, timer,dll. Masih pagi dan begitu padatnya arus kendaraan di jalur selatan membuat acara gowes harus lebih hati-hati. Bergerak ke arah timur menuju Kebumen dengan jarak sekitar 22 km hanya dengan kecepatan antara 20 - 25 km/jam. Tidak berani lebih cepat lagi mengingat rute  yang masih sangat jauh. Guyangan, Karanganyar terlewati... Akhirnya sampai juga di Kota Kebumen, tepatnya di alun-alun Kebumen sekitar pukul 6.42 WIB

sejenak berfoto ria menggunakan fasilitas timer yang ada pada kamera HP. Sebenarnya bisa aza minta bantuan orang lain untuk menggambil gambar, kebetulan ada 2 cewek di sekitar itu sedang menikmati camilannya, sambil sesekali memperhatikan diriku he..he..
Dua kali jepretan sudah cukup...saatnya melanjutkan perjalanan kembali ke arah Purworejo dengan jarak sekitar 41 km dari alun-alun Kebumen. Mensugestikan diri sendiri seolah sedang gowes dari rumah ke Purwokerto yang berjarak 40 km, sehingga perjalanan gowes menuju Purworejo menjadi lebih ringan.
Selepas kota Kebumen kondisi jalan banyak yang berlubang dengan tambalan di sana sini. Perjalanan jadi tidak lancar karena sesekali harus berhenti mengayuh dan menghindari lubang tetapi dituntut untuk lebih memperhatikan kondisi lalu lintas dari belakang.

Pukul 7.40 WIB sampai di depan pasar Prembun. Perut mulai sakit, ternyata panggilan alam mulai memberi aba-aba. Gowes terus sambil mencari tempat yang pas buat melepas hajat..... Nah dekat sini..
yang punya sepeda lagi pipis dech...

Lega rasanya.... Dengan perasaan plong, gowes terus melewati jalanan aspal yang berlubang di sepanjang sisi kiri jalan. Pukul 8.25 WIB melewati alun-alun Kutoarjo, dari situ perjalanan ke Purworejo masih sekitar 11 km lagi. Jarak yang tidak begitu jauh (seperti Perja-Mandiraja) dalam waktu kurang dari 25 menit bisa tercapai. Namun saat itu 11 km ditempuh selama 35 menit baru sampai di alun-alun Kota Purworejo, maklum lagi hemat tenaga.... Sampai di pertigaan tugu perjuangan di selatan alun-alun pukul 9.00 WIB.



Sesuai target perjalanan sesuai yang direncanakan. Rencana istirahat sambil sarapan/makan untuk mensuplay energi.
Setelah berfoto-foto dan mengobrol dengan salah satu perkerja yang sedang melakukan perbaikan  di komplek tugu tersebut, tadinya mau langsung gowes menuju ke Bantul. Setelah dipikir-pikir, sepertinya mengunjungi alun-alun Purworejo sesaat tidak ada salahnya. Mengenang kembali beberapa tahun lalu ketika mengantar teman bersepeda untuk ikut lomba balap criterium dsi seputaran alun-alun Purworejo,namanya Lutfi. Meski tidak meraih juara untuk kategori MTB, tapi setidaknya aku puas bisa mengantar dan mengikut sertakannya dalam lomba  tersebut. ( sorry, melenceng dsari rute...)
Duduk-duduk sekitar 15 menit di pojok alun-alun selatan/ dekat Polres. Gowes lagi memutari alun-alun sambil nyari warung makan. eh, ternyata di alun-alun bagian utara sedang ada acara Ultah klub motor ninja Purworejo, ya wis lah..akhirnya lihat-lihat dulu beberapa saat sambil foto-foto motor yang bagus.
 Ini motor punya peserta dari Jakarta.
Setelah cukup puas lihat-lihat motor dan cukup istirahat, perjalan menuju Yogyakarta dilanjutkan lagi sambil sesekali nyaci warung makan untuk sarapan. Tengak tengok sepertinya lom ada yang cocok hingga akhirnya tidak ada lagi warung yang terlihat memasuki kawasan penjual dawet hitam yang banyak berjejer di sepanjang jalan menuju Wates. Ada rasa ingin untuk mampir dan mencoba menikmati dawet hitam, tapi tidak jadi mengingat perjalanan masih jauh. Tidak terasa perjalanan memasuki perbatasan Kulonprogo, entah pukul berapa(saat ini ditulis sdh 3 bulan yg lalu).

Setelah berfoto, perjalanan gowes dilanjutkan ke arah Wates di bawah terik matahari sekitar pukul 10.30 WIB. Sampai di Tugu Wates bertemu dengan dua orang dari Bandung yang akan ke Yogya.
Tidak lupa berfoto-foto ria dulu, setelah itu gowes kembali menuju ke arah Bantul. Sengaja ingin lewat Bantul melalui jembatan Srandakan. Perjalanan terasa lebih berat dan melelahkan, mungkin karena panas dan belum makan sejak pagi. Gowes di daerah Kulonprogo sedikit lama. Jalanan yang rusak dan berdebu menghambat perjalanan saat itu. Keputusan harus diambil pukul 12.00 siang harus istirahat dan makan (entah makan pagi atau makan siang).

Akhirnya setelah bersusah payah melalui jalan yang berdebu. pada pukul 12.00 sampi juga di depan Balai Desa Tirto Rahayu Kec. Galur Kulonprogo atau 18 km lagi ke arah Bantul. Kebetulan di daerah itu terdapat Warung makan dan  Masjid. Tidak saya sia-siakan kesempatan tersebut untuk mengisi perut dan sholat dhuhur.
Setelah cukup istirahat perjalanan gowes di lanjutkan kembali sekitar Pukul 13.00 WIB. Ketika sedang persiapan, baru sadar kalau sarung tangan yang kanan hilang atau mungkin tertinggal di warung makan, tapi sayang warung makan tersebut sudah tutup karena yang jualan pergi ke Yogya untuk melihat kirab di sana. Gowes tanpa sarung tangan membuat perjalanan menjadi kurang nyaman karena panas terik yang menyengat.
Memasuki kawasan Kabupaten Bantul saya disambut dengan hujan yang turun. Ada keraguan antara istirahat berteduh dan terus gowes di bawah guyuran hujan. Sepertinya hujan tidak deras namun cukup membuata jalan aspal menjadi basah, justru pada saat itu kondisi menjadi kotor. Mau tidak mau sepeda dan jersey yang dipakai menjadi sangat kotor sambil sesekali diseka bagian belakang. Hujan tak juga reda hingga memasuki daerah 3 km menjelang Alun-alun Keraton Yogyakarta.
Memasuki Kota Yogya dalam perjalanan tanpa sengaja bertemu dengan pengendara sepeda tua, setelah berbincang sambil bersepeda didapat bahwa beliau adalah Mbah Boncel, sosok dari daerah Bantul yang sudah beberapa kali keliling Indonesia dengan sepeda tua warisan orang tuanya. akhirnya kami berdua menuju jalan Malioboro, tepatnya di depan Istana Kepresidenan jaman dahulu.


  
BERSAMBUNG..











2 komentar:

  1. heheh bagus ini pak golis, lanjutkan heheheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nuwun pak Heri yang ganteng... ditunggu saran dan kritiknya.

      Hapus